BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Begitu
banyak agama-agama yang tersebar dimuka bumi ini. Baik yang menganut asas
monotheisme (memiliki satu tuhan) ataupun politheisme (memiliki lebih dari satu
tuhan atau banyak tuhan). Setiap manusia berhak memilih agama apapun yang
hendak dianutnya sesuai dengan hati nurani dan tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Sebagaimana
yang telah diketahui oleh khalayak umum, bahwa agama Protestan adalah cabang
daripada agama Kristen. Yang mana memiliki perbedaan pendapat dengan para umat
katolik. Terlihat pula perbedaan salib yang dimiliki oleh umat katolik terdapat
patung yesus ditengahnya. Sedangkan umat Protestan hanya memiliki salib biasa
tanpa tambahan ornamen apapun.
Makalah
yang kami buat merupakan sedikit pemaparan tentang agama Protestan yang juga
termasuk agama besar di dunia. Yang memiliki banyak umat dan berpengaruh
khususnya di bagian Barat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Lahirnya Agama Protestan
Pada
dasarnya, agama Kristen adalah suatu agama sejarah. Artinya landasan utama
berdirinya bukanlah asas-asas yang bersifat umum, tetapi didasarkan pada
kejadian-kejadian nyata yaitu pada peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam
sejarah (Huston Smith: Agama-Agama Manusia;355-356).
Menurut
pemaparan yang terdapat dalam buku “Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia”
kata Protestan berasal dari aksi penolakan terhadap ajaran otoritas yang
diajarkan oleh agama katolik. Aksi penolakan ini tentunya memiliki landasan,
yakni iman dan praktik kekristenan untuk melakukan reformasi dalam segi
doktrin, politik, dan exsiologi yang tak lain adalah melawan yang
dianggap sebagai tindak penyelewengan oleh para umat katolik. Tindakan
perlawanan ini dipromotori oleh Martin Luther.
Protestan
lahir sebagai upaya untuk mereformasi ajaran-ajaran yang diajarkan oleh agama
katolik, yang dianggap mengajarkan doktrin-doktrin palsu dan juga untuk
menentang beberapa penyelewengan yang dilakukan oleh beberapa otoritas gereja
katolik, seperti jual beli indulgensia dan simoni (jabatan rohaniwan) yang mana
menurut para reformator merupakan bukti kerusakan sistemik hierarki gereja,
termasuk pula “Paus”.
Dalam
konsepsi Protestan, iman bukan sekedar masalah kepercayaan melainkan
diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang pasti tanpa perlu ada bukti.
Iman adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia, yang dalam kata-kata Emil
Brunner disebut sebagai: “suatu keseluruhan tindakan dari seluruh pribadi”.
Dengan demikian, iman menyangkut suatu gerak naik dari pikiran. Khususnya suatu
keyakinan akan kekuatan kreatif Tuhan yang tidak terbatas dan ada dimana-mana.
Iman bukan hanya itu, agar benar-benar merupakan iman ia juga harus juga
menyangkut dorongan cinta dan kepercayaan dan juga suatu dorongan kehendak
dalam kerinduan menjadi alat kekasih Tuhan yang
menebus dosa manusia. Jika agama Protestan berkata bahwa manusia
dibenarkan karena iman, yaitu kembali pada hubungan yang benar dengan dasar
kehidupannya serta kehidupan sesama manusia maka hal ttersebut menunjukkan
gerak seluruh diri, baik pikiran, kehendak, dan perasaan dalam suatu kesatuan
yang menyangkut ketiganya sekaligus maka iman merupakan gejala pribadi.
“Kepercayaan yang benar” atau “ajaran yang sehat”. Iman adalah suatu tanggapan
pribadi Tuhan, yang sebelum itu merupakan suatu dalil dari para filsuf dan
teolog, menjadi Tuhan bagi diriku, Tuhanku. Inilah makna dari pernyataan Luther
bahwa “setiap orang harus menghayati imannya sendiri sebagaimana ia akan
menghadapi kematiannya sendiri” (Huston Smith: Agama-Agama Manusia; 404).
B.
Perbedaan Agama Protestan dengan Katolik
Perbedaan
paling mendasar antara kedua ajaran tersebut adalah :
1. Pengakuan terhadap paus. Paus adalah pemimpin tertinggi bagi umat
Katolik yang bertahta di kota Vatikan, Roma. Paus pertama di dunia adalah St
Petrus, yang merupakan salah satu murid Yesus.
2. Penggunaan tanda salib. Cara paling mudah membedakan umat Katolik
dengan Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka makan. Jika umat
Katolik, pastilah mereka berdoa dengan menyentuh dahi, dada, bahu kiri dan bahu
kanan secara berurutan membentuk tanda salib. Sedangkan umat Protestan hanya
berdoa biasa.
3. Perbedaan kitab suci dan penafsirannya. Umat Katolik berpegang pada
tiga pilar kebenaran, yaitu kitab suci, tradisi suci, dan magisterium gereja.
Umat biasa tidak diperkenankan menafsirkan kitab suci, hanya magisterium yang
boleh menafsirkannya. Sedangkan bagi
umat Protestan, kitab suci adalah satu-satunya sumber kebenaran dan setiap umat
berhak menafsirkan kitab suci karena menurut mereka hal tersebut bukanlah
monopoli pemuka-pemuka agama.
4. Konsep tentang otoritas. Umat Katolik percaya bahwa kristus telah
memberikan otoritas kepada Rasul Petrus dan turun temurun sampai akhir zaman
nanti. Sedangkan umat Protestan tidak mengakui paus.
5. Hierarki dalam gereja. Umat Katolik mempercayai bahwa tangga hierarki
dalam gereja adalah pastur, uskup, cardinal, kemudian paus. Maka secara
otomatis, semua paus adalah pastur biasa dulunya. Sedangkan umat Protestan
tidak mengakui tangga hierarki seperti yang terdapat dalam ajaran Katolik.
6. Aturan pernikahan bagi pemuka agama. Dalam ajaran Katolik, mulai
dari pastur hingga paus diharamkan untuk menikah dan mereka harus mem-bujang
seumur hidup agar dapat berkonsentrasi penuh dalam menyebarkan agama Katolik.
Namun, agama Protestan tidak menghendaki demikian melainkan para pendeta tetap
boleh menikah karena menikah adalah hak setiap manusia.
7. Hukum perempuan menjadi pemuka agama. Agama Katolik hanya
memperbolehkan laki-laki yang menjadi pastur sedangkan perempuan hanya boleh
menjadi suster (biarawati) dan suster tersebut tidak boleh menikah seumur hidup
serta harus memakai kerudung. Sedangkan menurut agama Protestan, baik laki-laki
atau perempuan boleh menjadi pendeta.
8. Pengkultusan terhadap bunda maria. Para penganut Katolik sangat
mengkultuskan bunda maria sedangkan para penganut Protestan dilarang untuk
mengkultuskan bunda maria.
9. Perbedaan peribadatan. Tata cara pelaksanaan dan isinya sama sekali
berbeda meskipun sama-sama dilaksanakan pada hari minggu. Penganut Katolik
menyebutnya “misa” sedangkan umat Protestan menyebutnya “kebaktian”.
10. Pengakuan terhadap umat kudus. Penganut katolik sangat memuja santa
sedangkan penganut Protestan dilarang keras memuja santa sebagai orang kudus,
melainkan menggunakan nama-nama nabi.
11. Penggunaan patung sebagai media ibadah. Gereja Katolik dihiasi oleh
patung-patung seperti patung yesus, bunda maria, para santa, dan lain
sebagainya. Salib yang digunakan oleh penganut Katolik memiliki patung yesus
ditengahnya, sedangkan penganut Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam
gereja sebab dianggap sebagai berhala dan salib yang dimiliki oleh penganut
Protestan adalah salib biasa tanpa patung yesus ditengahnya.
12. Pengakuan terhadap sakramen. Dalam ajaran Katolik terdapat tujuh
sakramen, yakni baptis, krisma, ekaristi, rmamat, pernikahan, pengakuan dosa,
dan pengurapan orang-orang sakit. Sedangkan dalam ajaran Protestan sakramen
yang diakui hanya dua, yakni baptis dan ekaristi (M. Ali Imron :Sejarah
Terlengkap Agama-Agama di Dunia;411-417).
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Agama
Protestan lahir akibat adanya ketidak puasan individu terhadap agama Katolik
yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran yesus. Perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam ajaran Katolik maupun Protestan menunjukkan bahwa para Protestan
dan Katolik adalah agama yang berbeda walaupun sama-sama mengakui bertuhan pada
yesus.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, M.
2015. Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta.
Ircisod.
Smith, Huston. 2001. Agama-Agama
Manusia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar