Jumat, 04 Desember 2015

Agama Protestan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Begitu banyak agama-agama yang tersebar dimuka bumi ini. Baik yang menganut asas monotheisme (memiliki satu tuhan) ataupun politheisme (memiliki lebih dari satu tuhan atau banyak tuhan). Setiap manusia berhak memilih agama apapun yang hendak dianutnya sesuai dengan hati nurani dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh khalayak umum, bahwa agama Protestan adalah cabang daripada agama Kristen. Yang mana memiliki perbedaan pendapat dengan para umat katolik. Terlihat pula perbedaan salib yang dimiliki oleh umat katolik terdapat patung yesus ditengahnya. Sedangkan umat Protestan hanya memiliki salib biasa tanpa tambahan ornamen apapun.
Makalah yang kami buat merupakan sedikit pemaparan tentang agama Protestan yang juga termasuk agama besar di dunia. Yang memiliki banyak umat dan berpengaruh khususnya di bagian Barat.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Lahirnya Agama Protestan
Pada dasarnya, agama Kristen adalah suatu agama sejarah. Artinya landasan utama berdirinya bukanlah asas-asas yang bersifat umum, tetapi didasarkan pada kejadian-kejadian nyata yaitu pada peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam sejarah (Huston Smith: Agama-Agama Manusia;355-356).
Menurut pemaparan yang terdapat dalam buku “Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia” kata Protestan berasal dari aksi penolakan terhadap ajaran otoritas yang diajarkan oleh agama katolik. Aksi penolakan ini tentunya memiliki landasan, yakni iman dan praktik kekristenan untuk melakukan reformasi dalam segi doktrin, politik, dan exsiologi yang tak lain adalah melawan yang dianggap sebagai tindak penyelewengan oleh para umat katolik. Tindakan perlawanan ini dipromotori oleh Martin Luther.
Protestan lahir sebagai upaya untuk mereformasi ajaran-ajaran yang diajarkan oleh agama katolik, yang dianggap mengajarkan doktrin-doktrin palsu dan juga untuk menentang beberapa penyelewengan yang dilakukan oleh beberapa otoritas gereja katolik, seperti jual beli indulgensia dan simoni (jabatan rohaniwan) yang mana menurut para reformator merupakan bukti kerusakan sistemik hierarki gereja, termasuk pula “Paus”.
Dalam konsepsi Protestan, iman bukan sekedar masalah kepercayaan melainkan diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang pasti tanpa perlu ada bukti. Iman adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia, yang dalam kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: “suatu keseluruhan tindakan dari seluruh pribadi”. Dengan demikian, iman menyangkut suatu gerak naik dari pikiran. Khususnya suatu keyakinan akan kekuatan kreatif Tuhan yang tidak terbatas dan ada dimana-mana. Iman bukan hanya itu, agar benar-benar merupakan iman ia juga harus juga menyangkut dorongan cinta dan kepercayaan dan juga suatu dorongan kehendak dalam kerinduan menjadi alat kekasih Tuhan yang  menebus dosa manusia. Jika agama Protestan berkata bahwa manusia dibenarkan karena iman, yaitu kembali pada hubungan yang benar dengan dasar kehidupannya serta kehidupan sesama manusia maka hal ttersebut menunjukkan gerak seluruh diri, baik pikiran, kehendak, dan perasaan dalam suatu kesatuan yang menyangkut ketiganya sekaligus maka iman merupakan gejala pribadi. “Kepercayaan yang benar” atau “ajaran yang sehat”. Iman adalah suatu tanggapan pribadi Tuhan, yang sebelum itu merupakan suatu dalil dari para filsuf dan teolog, menjadi Tuhan bagi diriku, Tuhanku. Inilah makna dari pernyataan Luther bahwa “setiap orang harus menghayati imannya sendiri sebagaimana ia akan menghadapi kematiannya sendiri” (Huston Smith: Agama-Agama Manusia; 404).
B.    Perbedaan Agama Protestan dengan Katolik
Perbedaan paling mendasar antara kedua ajaran tersebut adalah :
1.     Pengakuan terhadap paus. Paus adalah pemimpin tertinggi bagi umat Katolik yang bertahta di kota Vatikan, Roma. Paus pertama di dunia adalah St Petrus, yang merupakan salah satu murid Yesus.
2.     Penggunaan tanda salib. Cara paling mudah membedakan umat Katolik dengan Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka makan. Jika umat Katolik, pastilah mereka berdoa dengan menyentuh dahi, dada, bahu kiri dan bahu kanan secara berurutan membentuk tanda salib. Sedangkan umat Protestan hanya berdoa biasa.
3.     Perbedaan kitab suci dan penafsirannya. Umat Katolik berpegang pada tiga pilar kebenaran, yaitu kitab suci, tradisi suci, dan magisterium gereja. Umat biasa tidak diperkenankan menafsirkan kitab suci, hanya magisterium yang boleh menafsirkannya.  Sedangkan bagi umat Protestan, kitab suci adalah satu-satunya sumber kebenaran dan setiap umat berhak menafsirkan kitab suci karena menurut mereka hal tersebut bukanlah monopoli pemuka-pemuka agama.
4.     Konsep tentang otoritas. Umat Katolik percaya bahwa kristus telah memberikan otoritas kepada Rasul Petrus dan turun temurun sampai akhir zaman nanti. Sedangkan umat Protestan tidak mengakui paus.
5.     Hierarki dalam gereja. Umat Katolik mempercayai bahwa tangga hierarki dalam gereja adalah pastur, uskup, cardinal, kemudian paus. Maka secara otomatis, semua paus adalah pastur biasa dulunya. Sedangkan umat Protestan tidak mengakui tangga hierarki seperti yang terdapat dalam ajaran Katolik.
6.     Aturan pernikahan bagi pemuka agama. Dalam ajaran Katolik, mulai dari pastur hingga paus diharamkan untuk menikah dan mereka harus mem-bujang seumur hidup agar dapat berkonsentrasi penuh dalam menyebarkan agama Katolik. Namun, agama Protestan tidak menghendaki demikian melainkan para pendeta tetap boleh menikah karena menikah adalah hak setiap manusia.
7.     Hukum perempuan menjadi pemuka agama. Agama Katolik hanya memperbolehkan laki-laki yang menjadi pastur sedangkan perempuan hanya boleh menjadi suster (biarawati) dan suster tersebut tidak boleh menikah seumur hidup serta harus memakai kerudung. Sedangkan menurut agama Protestan, baik laki-laki atau perempuan boleh menjadi pendeta.
8.     Pengkultusan terhadap bunda maria. Para penganut Katolik sangat mengkultuskan bunda maria sedangkan para penganut Protestan dilarang untuk mengkultuskan bunda maria.
9.     Perbedaan peribadatan. Tata cara pelaksanaan dan isinya sama sekali berbeda meskipun sama-sama dilaksanakan pada hari minggu. Penganut Katolik menyebutnya “misa” sedangkan umat Protestan menyebutnya “kebaktian”.
10.  Pengakuan terhadap umat kudus. Penganut katolik sangat memuja santa sedangkan penganut Protestan dilarang keras memuja santa sebagai orang kudus, melainkan menggunakan nama-nama nabi.
11.  Penggunaan patung sebagai media ibadah. Gereja Katolik dihiasi oleh patung-patung seperti patung yesus, bunda maria, para santa, dan lain sebagainya. Salib yang digunakan oleh penganut Katolik memiliki patung yesus ditengahnya, sedangkan penganut Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja sebab dianggap sebagai berhala dan salib yang dimiliki oleh penganut Protestan adalah salib biasa tanpa patung yesus ditengahnya.
12.  Pengakuan terhadap sakramen. Dalam ajaran Katolik terdapat tujuh sakramen, yakni baptis, krisma, ekaristi, rmamat, pernikahan, pengakuan dosa, dan pengurapan orang-orang sakit. Sedangkan dalam ajaran Protestan sakramen yang diakui hanya dua, yakni baptis dan ekaristi (M. Ali Imron :Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia;411-417).










BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
                  Agama Protestan lahir akibat adanya ketidak puasan individu terhadap agama Katolik yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran yesus. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam ajaran Katolik maupun Protestan menunjukkan bahwa para Protestan dan Katolik adalah agama yang berbeda walaupun sama-sama mengakui bertuhan pada yesus.









DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, M. 2015. Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta.
            Ircisod.
Smith, Huston. 2001. Agama-Agama Manusia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar