Kamis, 17 Desember 2015

Resume Buku Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M)

      Nama        : Halwa. F (15240058)
      Jurusan      : Manajemen Dakwah (B)
            Resume Buku Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M)
Bab I membahas tentang Arab pra-Islam. Dijelaskan bahwa jazirah Arab berbentuk empat persegi panjang yang sisi-sisinya tidak sejajar. Terletak di sebelah barat daya benua Asia dengan luas kurang lebih 1.200.000 ml2 atau 3.000.000 km2. Di sebelah selatan, berbatasan dengan lautan Hindia, sebelah timur berbatasan dengan teluk Persia. Sebelah utara berbatasan dengan gurun Irak dan gurun Syria. Sebelah barat berbatasan dengan dengan laut merah. Terbagi pula menjadi lima daerah, yaitu Hijaz, Yaman, Najed, Tihamah, dan Yamamah. Terdiri dari tanah-tanah tinggi yang membujur luas dan bergunung batu. Sangat tandus karena sangat jarang turun hujan disana. Banyak sekali padang pasir terhampar.
Ada adat istiadat, watak, dan karakter bangsa Arab ada yang positif dan negatif. Contoh yang negatif adalah; membunuh bayi perempuan yang baru lahir hidup-hidup dan memandang rendah martabat wanita, minum minuman yang memabukkan, suka berjudi, suka mencuri dan merampok, suka berseteru, berkelahi, dan berperang. Adapun yang positif adalah membela harga diri, harkat, dan martabat, berusaha membela dan mempertahankan diri, cerdas, dan sudah mempunyai kebudayaan dan peradaban yang tinggi.
Bangsa Arab bisa dibedakan menjadi dua golongan dalam struktur sosial dan cara hidup. Yang pertama adalah suku Badui dan yang kedua adalah penduduk kota atau Ahlul Hadlar. Suku Badui suka berpindah-pindah tempat tinggal. Mereka sering merampas, berkelahi, dan saling berperang memperebutkan tanah, mata air, dan padang rumput. Sistem pemerintahan masyarakat Badui adalah primordialisme kabilah, yang masing-masing kabilah memiliki seorang kepala yang dipilih berdasarkan senioritas dan ketokohan juga sifat-sifat seperti pemberani, cakap dalam memimpin, pemurah, dan penyantun. Berbeda dengan penduduk kota, mereka terbiasa menetap dan mendiami jazirah Arab bagian tepi, seperti Hijaz, Hirah, Ghasan, dan Yaman. Mata pencaharian mereka adalah berdagang dan bercocok tanam. Merekapun sudah mampu mengembangkan berbagai kebudayaan dan peradaban, seperti kerajaan Hirah dan Ghassasinah.
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh bangsa Arab pada saat itu adalah agama tauhid (monoteisme), agama atau kepercayaan ash-shabi’ah, agama yahudi, agama masehi (Kristen), dan yang terakhir adalah penyembahan terhadap berhala.
Bangsa Arab pada masa itu sudah maju di bidang bahasa dan sastra, juga di bidang pengetahuan. Bangsa Arab juga mendirikan kerajaan-kerajaan berkebudayaan dan peradaban yang bertaraf tinggi. Pada saat itu bangsa Arab dipimpin oleh suku Quraisy yang berhasil merebut kekuasaan dari suku Khuza’ah.
Dalam bab II dijelaskan tentang sejarah hidup Nabi Muhammad dari kelahiran hingga pra-kenabian. Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah bertepatan dengan tahun 570 M. Nabi Muhammad memiliki pribadi yang terpuji, dan memiliki leluhur yang merupakan orang-orang pilihan, terpandang, dan terkemuka. Pada saat balita, Nabi Muhammad diasuh oleh Tsuwaibah dan Halimah. Saat lahir, Nabi Muhammad sudah dalam keadaan yatim, lalu tak lama ibunya juga meninggal kemudian Nabi diasuh oleh kakeknya dan tak lama pula kakeknya juga meninggal dan akhirnya diasuh oleh pamannya. Nabi Muhammad pernah diramal menjadi Nabi oleh pendeta Bakhira. Nabi Muhammad mendapat gelar Al-Amin, saat dewasa beliau menjualkan barang dagangan Khadijah dengan sangat jujur dan akhirnya menikah dengan Khadijah. Istri Nabi yang lain setelah Khadijah meninggal adalah Saudah, Aisyah, Hafsah, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahash, Juwairiyah, Ummu Habibah, Shafiyyah, dan Maimunah.
Bab III menjelaskan tentang misi Nabi Muhammad di Mekkah. Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di gua Hira’, dan dalam berdakwah ada gerakan dakwatul afrad dan gerakan dakwah terbuka. Banyak yang melecehkan dakwah Nabi, dan yang paling menentang dakwah Nabi adalah Abu Lahab. Kaum Quraisy senantiasa meneror dan memusuhinya, lalu umat Islam hijrah ke Habsyah. Umat muslim diboikot total oleh kaum Quraisy, saat itu Nabi mengalami tahun duka cita yang mana meninggalnya Abu Thalib dan disusul oleh Khadijah. Lalu Allah mengisra’ mi’rajkan Nabi Muhammad SAW.
Di dalam bab IV dijelaskan tentang misi Nabi Muhammad di Madinah. Nabi Muhammad hijrah ke Madinah karena dakwah di Arab sangat sulit untuk dilanjutkan akibat penentangan-penentangan yang terjadi. Lalu beliau membangun masyarakat dan Negara Islam Madinah dan mempertahankan eksistensinya. Kemudian akhiranya Mekkah dapat ditaklukan. Pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H Nabi Muhammad setelah sebelumnya telah melakukan Haji Wada’ pada tahun 10 H.
Dalam bab V dijelaskan bagaimana Negara Madinah dibawah pemerintahan khulafaur rasyidin, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq yang pada saat itu menghadapi tantangan dan ancaman besar seperti orang-orang yang murtad dan nabi palsu, Umar bin Khattab yang pada masa pemerintahannya berhasil menaklukan Persia, Mesir, Iskandariah, serta melakukan tugas-tugas kenegaraan dengan sukses, Usman bin Affan sifat dermawannya namun saat itu terjadi nepotisme, dan Ali bin Abi Thalib dengan pelbagai tantangan yang menyudutkannya sebagai pembunuh Usman bin Affan.
Bab VI memaparkan tentang daulah Umayyah di Damaskus, dimana dalam sistem pemerintahannya terdapat pergolakan politik, namun disamping itu juga mampu melakukan perluasan daerah dari Afrika utara ke lembah Indus, Andalusia, dan Prancis. Pada masa itu terjadi peristiwa karbala yaitu dibunuhnya Husain bin Ali. Namun akhirnya daulah Umayyah runtuh juga oleh berbagai faktor seperti oposisi dan resistensi yang muncul karena daulah Umayyah dinilai menyimpang dari sistem pemilihan khalifah di masa khulafaur rasyidin, sistem suksesi khalifah yang tak jelas, pergolakan politik dalam negeri yang dipicu oleh gerakan khawarij dan sekte syi’ah, perubahan kebijakan dana Baitul Mal, pejabat Negara banyak yang hidup bermewah-mewah seselesainya pemerintahan khalifah Umar bin Abdil Aziz, pengutamaan terhadap etnis Arab sebagai basis utama kekuatan social-politik sehingga menimbulkan kecemburuan etnis Persia, wilayah kekuasaanya sangat luas sehingga menyulitkan pengawasan, dan yang terakhir Daulah Umayyah terus menerus menekan dan menggencet keturunan Hasyim (Bani Abbas) terutama di wilayah Irak.
Bab VII menjelaskan tentang Dualah Abbasiyah di Baghdad yang merupakan masa keemasan peradaban muslim dengan pijar-pijar revolusinya serta tiga khalifah besar pengukir sejarah yakni khalifah Al-manshur yang terkenal sebagai arsitek dan pembangun serta pengembang daulah, khalifah Harun Ar-Rasyid dengan personalitas, integritas, kapasitas, kebesaran, dan keberhasilannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan khalifah Abdullah bin Harun Ar-rasyid yang mampu memainkan peran strategis sehingga berhasil mengukir reputasi, kontribusi, dan prestasi besar di bidang ilmiah, kesusastraan, kebudayaan, dan peradaban yang dipersembahkan demi kemajuan rakyat dan negaranya. Daulah Abassiyah runtuh karena khalifah terkahir yaitu Abdullah bin Al-Mustanshir yang tidak mengikuti sifat-sifat ayahnya yang adil dan berkepemimpinan baik, Abdullah malah berperilaku hedonis, menuruti keinginannya dan menjalani hidup dengan penuh kesenangan, keplesiran, dan kemewahan serta berfoya-foya. Ia sudah diingatkan akan bahaya serangan Hulagu Khan namun tak dihiraukannya. Akhirnya terjadilah tragedi pengahncuran dan pembakaran buku-buku perpustakaan Baghdad.
Dalam bab VIII dijelaskan tentang daulah Umayyah di Andalusia yang juga merupakan zaman keemasan peradaban muslim yang pada saat itu bangsa Barat masih mengalami masa jahiliyah yang sangat suram dan kelam. Pada masa itu, umat islam di Andalusia sudah terdidik, tercerahkan, terpelajar, dan banyak yang menjadi sarjana. Ilmuwan dan pakar menghasilkan karya-karya besar dan bermutu tinggi. Namun, zaman keemasan ini harus berakhir setelah bertahan selama 275 tahun karena sering terjadi perseteruan, rivalitas politik, dan konflik internal dalam tubuh pemerintahan yang saling memperebutkan kekuasaan yang juga diperparah oleh kelemahan pemerintahan pusat sejak perdana menteri Ibnu Amir Al-Mansur meninggal dunia pada tahun 399 H, yang mengakibatkan setiap penguasa di daerah-daerah lantas mengklaim diri sebagai penguasa yang berdaulat dan memiliki kekuasaan sendiri. Para penguasa Kristen tidak tinggal diam dan menyerang pasukan Muwahhidun yang sebelumnya telah megalahkan mereka. Kaum Kristen menang, dan diberlakukan dekrit oleh Ferdinand dan Isabella tentang kewajiban pembantaian terhadap penganut dan pengamal agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar